Quantcast
Channel: The Naked Traveler
Viewing all articles
Browse latest Browse all 194

Bagaimana untung USD 150 dalam 5 jam?

$
0
0

Baru aja mendarat di Cancun, Meksiko, dan berjalan ke luar bandara, eh saya dicegat seorang pria berbaju rapih yang menawarkan undangan pembukaan resor terbaru di Cancun. Syaratnya hanya “berusia di atas 30 dan pemegang kartu kredit”. Wah, udah pasti jebakan betmen nih! Kalau sudah ada kata kunci “kartu kredit”, pasti ada hubungannya dengan jualan. Kalau ada hubungannya dengan “undangan ke resor”, pasti jualan keanggotan. Secara dulu saya pernah jadi telemarketer, praktik semacam ini kecium banget. Lagipula, bukankah kita udah biasa dijebak sama sales asuransi dan MLM? Apalagi kalau ada teman lama yang tidak pernah berhubungan tiba-tiba menelepon ngajak ketemuan!

Tapi kemudian saya diiming-imingi akan dapat sarapan prasmanan gratis di resor. Hmm… langsung terbayang sunny side up, sosis, bacon, croissant hangat, buah-buahan, yogurt, aneka cereal pake susu enak, pancake pake saus coklat… arrghh! Sebagai backpacker selama 10 bulan #TNTrtw, menikmati kemewahan itu sangatlah menggiurkan. Mak ceglug. Saya menelan ludah.

Satu lagi iming-imingnya adalah bisa dapat paket tur ke Chichen Itza, salah satu New 7 Wonders of the World, seharga hanya USD 35 saja. Saya udah riset, rata-rata tur seharian ke sana USD 100. Kalau mau jalan sendiri sih bisa, tapi tiket busnya aja sekali jalan USD 22. Berarti murah banget tuh! Hmm… kalau bisa bayar murah, kenapa harus bayar mahal? Saya dan Yasmin pun berdiskusi. Ini sih udah pasti bakal ada presentasi,  baru dikasih makan. Si sales menjanjikan hanya berlangsung selama 90 menit, 45 menit makan + 45 menit presentasi. Trus pake diantar-jemput naik mobil dari hostel. Hmm.. sounds easy!

Pagi itu kami pakai baju batik, supaya nggak keliatan gembel-gembel banget. Kami dijemput si sales jam 9, dan ia mengantar kami naik taksi. “Jangan bilang kalian tinggal di hostel ya? Pokoknya kalian santai-santai aja dengerin presentasi, yang penting makan enak!” Kami hanya tertawa. Lokasi resornya ternyata ada di Playa del Carmen, sekitar satu jam dari Cancun atau mereka harus bayarin taksi kami sekali jalan seharga USD 35.

Sampai di gerbang resor, mata saya langsung membelalak. Ini resor bukan main besar dan bagusnya! Pake lapangan golf segala! Di lobi kami dijemput petugas yang mengantar kami mendaftar di lobi lain naik mobil mewah. Seorang bapak-bapak berumur sekitar 50an mendatangi kami, namanya Joe. Pertama Joe mewawancara kami; asal dari mana, pekerjaan apa, berapa minggu per tahun liburan, berapa budget liburan per tahun. Saya terpaksa harus berbohong dengan mengatakan liburan 5 minggu/tahun dengan budget USD 5000/tahun. Lalu manager-nya, seorang cewek bule cantik, berkata, “Kalau begitu, kalian boleh sarapan di restoran Havana Moon.” Entah artinya saya nembak budget kegedean atau kekecilan sampai tempat makan pun ada kategorinya.

Kami pun diajak keliling resor. Mulut saya menganga melihat beberapa kolam renang superbesar dan superkeren, taman yang asri, kamar yang menghadap Laut Karibia, beach chairs cantik di pasir putih, dan lain-lain. Sampailah kami di restoran di tepi pantai. Saya baca di papan bahwa harga per orang untuk sarapan di sana sekitar USD 30. Buset, lebih mahal daripada harga menginap semalam saya! “Kantor akan bayarin sarapan kalian, tapi nanti kalian yang bayar tipnya ya?”, kata Joe. Kami pura-pura nggak denger. Mulai detik itu, saya bolak-balik ngambil makanan. Sarapan adalah menu makanan yang paling saya sukai dibanding makan siang dan makan malam. Tidak ada satu makanan di situ yang tidak saya makan. Terakhir saya makan satu pancake yang saya olesi Nutella dua centong! Slurp!

Lalu kami dibawa ke rumah contoh. Ada dua kamar tidur dengan ruang tamu dan dapur. Sungguh keren! Dari situ, kami didudukkan di ruangan khusus negosiasi. Rupanya ada seratusan turis yang sama-sama kena jebak. Mulailah Joe jualan. Sistemnya mirip time share; kita membeli kamar hotel, lalu disewakan sehingga ada pemasukan atau bisa kita pake sendiri. Benefit lain, kita bisa tinggal di resor manapun di dunia dengan harga murah. Untuk itu kita harus membayar… USD 150.000! Apa? 1,5 milyar Rupiah? Saya dan Yasmin saling ngomong dalam bahasa Indonesia, “Dia gila apa? Kita aja nggak punya rumah di Indonesia, suruh beli di Meksiko!”. Kata Joe lagi, “Jangan khawatir, kalian hanya bayar DP 35% pake kartu kredit, sisanya nyicil.” Buset, kartu kredit kami berdua digesek udah pasti nggak bisa. Kartu kredit apaan yang  bisa sekali gesek 500 juta?

“Sebentar, kalian mungkin bisa pake harga diskon kemarin. Saya tanya manager dulu ya?” kata Joe. Kami tertawa, ini cara-caranya kayak sales jualan membership gym terkenal di Jakarta. Ajaib, harganya bisa turun jadi USD 50.000! Tentu kami tetap menolak. Akhirnya si manager datang dan bilang bahwa ada member yang baru upgrade sehingga ada unit yang kosong tapi hanya 1 kamar sehingga harganya “hanya” USD 14.000. Kami tetap menolak, kali ini dengan alasan mulai mengada-ada, seperti nggak ngerti hukum Meksiko, jaringan resor di Indonesia sedikit, sampai harus konsultasi pacar. Tidak terasa ternyata kami sudah diintimidasi selama 5 jam lebih! Capeeek! Ini makanan enak rasanya udah menguap lagi, bahkan udah pengen dimuntahin gara-gara eneg!

Akhirnya Joe menyerah. Dengan muka jutek, dia melempar kami ke ruangan lain untuk survei mengenai feedback. Ada bapak-bapak lain bilang, “Kalian sudah menghabiskan waktu berjam-jam di situ dan tidak ada hasilnya? Come on! You can do better! Gimana kalau saya kasih penawaran terakhir. Hanya USD 5000 untuk unit 2 kamar tidur?” Anjrit, murah banget! Tapi mau bayar pake apaa?

Terakhir, si bapak menyuruh anak buahnya menemui kami. Katanya dengan muka sedih, “Ini bukan jualan, tapi program marketing. Kalian bayar USD 700/tahun bisa tinggal di manapun di dunia dengan harga khusus. Ayolah beli! Kalau nggak, abis ini saya ikut kalian ke Indonesia karena saya akan dipecat.” Lah, dia curhat! Tentu, kami menolak lagi.

Kami pun dilempar ke ruangan “gift claim” untuk mengklaim paket tur Chichen Itza seharga USD 35 termasuk ke Valladolid dan Cenote, lunch buffet, dan guide berbahasa Inggris, plus diantar pulang naik taksi! Yay! Mission accomplished. Dihitung-hitung, kami untung lebih dari USD 150/orang dalam sehari, tapi disiksa selama 5 jam! Ketika taksi melewati gerbang resor ada perasaan lega bukan kepalang, sekaligus merasa bersalah. I’m just a cheap shit… but I can’t help it!


Viewing all articles
Browse latest Browse all 194

Trending Articles